Jangan Sembarangan Mencukur Bulu Ketiak

Hati-hati menggunakan pisau cukur untuk Menghilangkan bulu di ketiak.  Penelitian membuktikan, cara pintas memuluskan kulit ketiak itu meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 kali lipat.

SETIAP perempuan hampir selalu mengupayakan penampilan prima. Bulu ketiak yang lebat dan bermunculan saat mengenakan baju tanpa lengan bisa berarti bencana. 

Tidak mengherankan jika banyak perempuan mau bersusah payah agar ketiak terlihat mulus. Banyak juga yang memilih jalan pintas menggunakan pisau cukur. Namun, ada juga perempuan yang memilih tidak peduli bahkan menganggap seksi keberadaan bulu ketiak.
Fakta menunjukkan, sekitar 55 persen perempuan memilih untuk mencukur bulu ketiak dan 37 persen lebih suka menggunakan metode mencabut. Sisanya menggunakan cara-cara lain, termasuk tidak terlalu peduli dengan keberadaan bulu ketiak. 

Berbicara tentang metode membersihkan bulu ketiak, sebaiknya perhatikan dulu beberapa fakta tentang bahaya menggunaan pisau cukur di artikel ini.

Iritasi dan Gelap
Kulit ketiak sangat  unik karena sifatnya berbeda dengan kulit di bagian tubuh lain. Kulit ketiak lebih tipis dan lebih lembut, sehingga mudah terluka, tidak fleksibel, lebih banyak mengandung kolesterol dan sel pembentuk pertahanan kulit (ceramides) yang membentengi organisme di kulit luar manusia. Sifat-sifat itu menjadikan kulit ketiak mudah teriritasi usai dicukur. Mengapa?

Eka Sugiarto, Marketing Manager Deodorants and Baby Care PT Unilever menjawab pertanyaan tersebut dengan memaparkan hasil penelitian Beauty Understanding Survey 2011 .  “Faktanya, ketika bercukur, selain rambut yang terpotong, sebanyak sepertiga kulit di ketiak ikut terangkat. Inilah yang menyebabkan sering terjadi iritasi di kulit ketiak," ungkapnya. 

Meski secara alami kulit bisa meremajakan sendiri , namun bercukur secara teratur dapat mengganggu siklus alami pertumbuhan.  Sel-sel kulit baru dipaksa tumbuh cepat, sehingga kulit ketiak menjadi kering, rusak dan berwarna gelap.  Selain itu, lapisan atas kulit yang tidak ikut tercukur akan terlihat seperti kulit ayam (chicken skin) dengan pori-pori membesar dan rambut lain yang siap tumbuh, tapi terlihat kasar.

Hal senada juga diungkapkan dokter spesialis kulit dari Senopati Skin Center Abraham Arimuko. “Sekalipun kulit bisa beregenerasi secara alami, tidak disarankan mencukur rambut ketiak terlalu sering karena justru akan membuat rusak keseimbangan  kulit ketiak.” 

Abraham menerangkan bahwa langkah mencukur akan memicu sel kulit yang belum siap tumbuh, sehingga akhirnya teriritasi. “Inilah yang menyebabkan kulit ketiak menjadi kasar, kering, dan terlihat lebih gelap dari kulit bagian tubuh yang lain,” katanya.

Memicu  Kanker
Anderson Cancer Center di Amerika bahkan menemukan fakta bahwa wanita yang mencukur bulu ketiaknya berpotensi 10 kali lipat lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang membiarkan bulu ketiak tumbuh apa adanya.  

“Metode mencukur akan menyebabkan luka-luka kecil tidak kasat mata di  area ketiak. Ini akan membuat zat kimia dan racun dari produk deodoran, bedak, dan krim bisa masuk dengan mudah. Zat kimiayang masuki terbukti bisa memicu kanker payudara,” jelas Dr Therese Bevers dari MD Anderson. 

Nah, metode membersihkan bulu ketiak mana yang sering Anda pakai? Jika menggunakan pisau cukur, sebaiknya pertimbangkan kembali.